Selasa, 22 April 2014

BENDUNGAN BENTENG PINRANG.SAKTI






LAPORAN AGROKLIMATOLOGI
BENDUNGAN BENTENG


                                                                OLEH :
                       NAMA            :           SAKTI
                       NIM                :           G111 12 340
                       KELAS           :           C
                                                           KELOMPOK :           13
                                                           ASISTEN       :           SINTA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Bendungan adalah bangunan yang berupa tanah, batu, beton atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur. Umumnya bendungan dilengkapi dengan bangunan pelimpah (spillway), pintu air, dan bangunan lainnya untuk operasional dan keamanan.
            Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Mochammad Amron dalam acara Dialog Aktual di TVRI Jakarta, kemarin (10/8). Hadir pula sebagai narasumber Direktur Eksekutif LP3ES Kuswanto Sumo Atmodjo.
            Amron menjelaskan, jumlah bendungan besar yang ada di Indonesia saat ini mencapai sekitar 284 bendungan. “Bendungan-bendungan tersebut memenuhi kriteria dalam PP No. 37 Tahun 2010 tentang Bendungan, yang diadopsi dari kriteria Komite Nasional Indonesia-Bendungan Besar (KNI-BB) atau Indonesian National Large Dams (INACOLD),” jelasnya.
            Dirjen SDA mengatakan, manfaat bendungan itu terbagi menjadi dua, yaitu single purpose dam atau multi purpose dam dan multi purpose dam. Single purpose dam berarti bendungan yang dibuat hanya untuk satu tujuan khusus seperti penyediaan air untuk irigasi dan untuk pengendalian banjir. Sedangkan, multi purpose dam seperti Bendungan Jatiluhur didesain untuk berbagai keperluan, seperti irigasi, air baku atau air minum dan juga untuk pembangkit listrik serta pengembangan lokasi kawasan wisata.
            Amron menambahkan, khusus  untuk penyediaan air irigasi dan pengendalian banjir, harus diingat bahwa negara kita merupakan negara tropis dan memiliki curah hujan yang relatif besar. “Namun, tidak merata. Sepanjang tahun, sekitar 80% air yang tersedia ketika musim hujan yang berlangsung relatif pendek, sekitar 5 bulan, maka sebaliknya hanya 20% yang tersedia ketika musim kemarau yang relatif lebih lama yakni 7 bulan,” ujarnya.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
 Adapun Tujuan Praktek lapang ini yaitu untuk mengetahui sejarah mengenai Bendungan itu sendiri dan fungsi dari Bendungan Tersebut.
Sedangkan kegunaannya yaitu agar mahasiswa lebih memahami manfaat dari Bendungan tersebut terhadap Beberapa Wilayah yang ada di Sulawesi Selatan.










BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
            Waktu pelaksanaan praktikum Klimatologi dilaksanakan pada hari sabtu, 30 November 2013, dimulai dari pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Desa Benteng Kecamatan Patampanua Kelurahan Sipatuo Kabupaten Pinrang.
2.2. Lokasi Praktikum
            Adapun lokasi praktikum Klimatologi yang telah dilaksanakan yaitu dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Lokasi Praktikum

            Pada gambar dihatas dapat dilihat bahwa Lokasi praktikum Yang telah dilaksanakan Yaitu Bendungan Benteng. Benteng adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan Indonesia , ±20 km arah utara kota Pinrang. Memerlukan perjalan ±20 menit melalui jalan darat.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
            Pada Bendung Benteng terdapat elevasi mata air maksimal 22,50 m dpl. Pada Bendung Benteng terdapat Debit andalas 225 m dpl dan Debit terpakai 75 m dpl. Acuan memberikan air ke setiap areal yang ada  sekitar 1,5 L/detik/ha. Kedalaman saluran Bendung Benteng 6 cm dan 8,5 cm . Bendung Benteng elevasi percunya ditempati dan pintu 14 dan 7,75 selebihnya dihitung dari atas karena elevasi bangunanya 24,50.
Tabel 1. Saluran Induk
NO
SALURAN
KABUPATEN
DISALURI
DIAIRI
(MAX)

1.

Pekkabata


Polmas

Mamasa

5.445 Ha

2.

Sawitto’

     Pinrang

Pinrang

39.000 Ha

3.

Rappang

Sidrap

Sidrap

  17.000 Ha

3.2. Pembahasan
3.2.1. Sejarah Bendung Benteng
            Bendungan Benteng adalah salah satu peninggalan Kolonial Belanda. bendungan ini dibangun pada tahun 1939,di mana pada awalnya hanya sebuah survey pada induk bendungan Benteng oleh Ir.Frama tahun 1927. Bendungan ini mulai dikerjakan pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir.H.M Verway dan dioperasikan pada tahun 1940. Bendungan Benteng yang dibangun  dalam masa pemerintahan kolonial Belanda tersebut,sampai sekarang 2013 umurnya ± 73 tahun dan masih berfungsi .Bahkan masih merupakan  bendungan andalan untuk mengairi persawahan sampai seluas lebih 60.000 ha, meliputi  persawahan sekitar 27.000 ha di Kabupaten Pinrang ,dan sekitarnya 40.000 ha di daerah tetangganya, yaitu Kabupaten Sidenreng  Rappang (Sidrap).
            Bendungan Benteng telah dirancang dengan perkiraan banjir yang tinggi sehingga Bendungan Benteng dapat mengatasi kebanjiran apabila pada hulu terjadi elevasi air yang tinggi. Bendungan Benteng pada desain awalnya ada bangunan yang tidak sesuai atau tidak terkait dengan bendungan jadi dipelukan renovasi atau pembangunan tambahan seperti tangga yang terdapat pada sisi kanan bendungan  yang di desain oleh Joko Pirmanto serta pada saluran induk Pekkabata yang di desain oleh Suswono. Sejak pengoperasian Bendungan Benteng masyarakat dapat langsung merasakan kegunaan dari Bendungan Benteng salah satunya untuk penyediaan air irigasi yang sangat vital bagi masyarakat, terutama pada saat musim tanam kedua dan seterusnya.  Bendungan Benteng merupakan penyedia air baku untuk rumah tangga, perkotaan dan juga industri. Manfaat-manfaat tersebut merupakan manfaat langsung yang dapat diterima masyarakat. Tersedianya air untuk irigasi yang merupakan faktor penentu dalam produksi beras sehingga kebutuhan pangan yang dapat terpenuhi. serta Bendungan Benteng juga merupakan pengendali banjir yang efektif terutama pada Kabupaten Pinrang dimana pada pembukaan daerah Pinrang yang tepatnya saat ini di pusat kota kabupaten Pinrang, masih berupa daerah rendah yang sering tergenang dan berawa.
3.2.2. Mekanisme Bendungan Benteng
            Bendungan Benteng dialiri oleh 5 sumber mata air yaitu Sungai Mamasa yang ada di Pinrang, Sungai Saddang , Sungai Baruppu, Sungai Matallo, dan Sungai Masuku. Dari kelima sumber mata air tersebut kemudian ditampung di Bendungan Benteng kemudian disalurkan ke 3 saluran induk yaitu saluran Sawitto yang ada di Kabupaten pinrang, Saluran Rappang yang ada di Kabupaten sidrap serta saluran Pekkabata yang ada di Kabupaten Polmas. Pada Saluran Sawitto yang ada di Pinrang mengairi 39.000 ha dengan potensial pengairanya yaitu 49.000 ha, pada Saluran Rappang yang ada di Sidrap mengairi 17.000 ha serta pada saluran Pekkabata mengairi 5.445 ha dengan potensial pengairan 6.000 ha. Pada Saluran Sawitto mengunakan bangunan ukur Room de grette dimana air yang akan dialiri melewati trowongan (melalui pipa), kemudian pada Saluran Rappang menggunakan bangunan ukur Penturi Meter dimana air yang akan dialiri melewati pintu-pintu yang sudah disediakan (melalui pintu), serta pada Saluran Pekkabata menggunakan bangunan ukur yaitu Bendung Kurung dimana air yang akan dialiri ditampung terlebih dahulu kemudian di alirkan.




SUNGAI MAMASA                                                                    SALURAN INDUK SAWITTO
 

 SUNGAI SADDANG

SUNGAI BARUPPU               BENDUNGAN BENTENG      SALURAN INDUK RAPPANG
SUNGAI MATALLO  

SUNGAI MASUKU                                                                     SALURAN INDUK PEKKABATA
Gambar 2. Mekanisme Bendungan Benteng
3.2.3. Sistem Pengoperasian
            Bendungan Benteng merupakan Bendung Gerak dimana limpahan airnya bisa diatur berbeda dengan bendung tetap yang limpahan airnya tidak dapat diatur dan Bendungan Benteng merupakan satu-satunya Bendung Gerak yang ada di Sulawesi Selatan. Pada Bendungan Benteng maksimum elevasi tinggi Bendungan airnya yaitu 22,50 m dpl dengan menggunakan alat AWR, dimana pada alat ini berfungsi sebagai alarm ketika elevasi air melebihi atau kurang dari batas normal yang telah ditentukan yaitu 22,50 m dpl. Ketika elevasi air mencapai atau melebihi 22,50 m dpl maka pintu bawah dibuka yang berfungsi sebagai pintu sorong agar tinggi elevasi air tidak melebihi dari batas normal yang telah ditentukan kemudian bila elevasi air kurang dari 22,50 m dpl maka petugas mengatur pembukaan pintu yaitu pintu romeng dibuka dan pintu sorong ditutup, hal ini dimaksudkan agar air melewati pintu romeng (melalui atas) sehingga elevasi air kembali pada batas normal yang telah ditentukan yaitu 22,50 m dpl.   
            Pada Bendungan Benteng terdapat dua macam Ruak yaitu Ruak kanan Dan Ruak kiri, Ruak bagian kanan itu berfungsi sebagai bantuan untuk PLN dan PDAM, sedangkan, bagian kiri itu berfungsi sebagai irigasi dan sebagai air minum untuk wilayah yang diairi. Pada Bendung Benteng, terdapat dua jenis air, yaitu keruh dan jernih. Yang pertama, Air keruh yaitu biasanya sering terjadi pada bulan November sampai bulan Mei. Yang kedua, yaitu air jernih yaitu biasanya terjadi pada bulan Juni sampai September, hal ini di sebabkan karena adanya pembukaan lahan pada daerah hulu Bendungan.
Sistem Pemeliharaan alat pada Bendung Benteng yaitu :
a)    Harian yaitu mengontrol alat yang ada di Bendungan seperti baut dan elektrikalnya yang dilakukan oleh PPA dan POB.
b)   Berkala yaitu mengontrol alat Bendungan sebulan sekali atau sebulan sekali.
c)    Tahunan yaitu mengontrol alat bendungan setahun sekali
            Adapun kewenangan dalam fungsi  Bendungan Benteng terbagi dua yaitu terdapat di Dines Provinsi sebagai pusat dibawah naungan pemerintah yaitu di Makassar dan di Pinrang. Ketika terjadi Pendangkalan ataupun kerusakan di daerah Hulu atau Hilir maka petugas yang ada di pinrang akan bergotong royong untuk memperbaikinya namun apabila petugas yang da di pinrang tidak mampu untuk mengatasi hal tersebut karena memrlukan alat berat atau semacamnya maka akan dikirim proposal ke Pusat yaitu di Makassar kemudian dari Pusat akan segera merespon dan mengirimkan alat ke Pinrang untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada di Bendungan.     
Adapun Penggelontoran atau Pembilasan yang sering dilakukan pada Bendungan Benteng yaitu dilakukan 1 bulan sekali pada minggu pertama yang sering dikenal dengan Spuiy (dalam bahasa belanda), hal ini dimaksudkan agar sedimentasi yang ada di hulu dapat terangkat.  Mekanisme pengamana pada Bendung Benteng yaitu di back up terhadap 721 dengan POLRES serta POLSEK Patampanua sehingga Bendungan  Benteng aman dari pencurian dll.

Adapun pemasalahan yang ada di Bendungan Benteng selama berdiri yaitu
1.    Operasional ( pendangkalan sungai atau erosi pada sungai) : dapat ditangani seperti dengan penjelasan diatas
2.    Sampah (aspek sosial) : Petugas telah mengimbau kepada  masyarakat yang ada di sekitar Bendungan agar tidak membuang sampah  pada bendungan dan di Areal Bendungan, namun untuk sampah yang datang dari Hilir Bendungan Petugas Bendungan itu sendiri yang membersihkanya.
          Terkait dengan hal diatas, Petani yang ada di hilir Bendungan sering mengeluhkan kekurangan air yang dialami oleh para petani, hal ini dipertegas oleh Syafaruddin (sebagai Kepala Seksi Pelaksanaan) bahwa kebutuhan air pada Bendungan itu Cukup namun ini terkait dengan pesoalan jaringanya yang ada di Hilir Bendungan.





BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
            Dari hasil praktikum Klimatologi yang telah dilaksanakan maka dapat disimpukan bahwa :
a)    Bendungan Benteng adalah salah satu peninggalan Kolonial Belanda dibangun pada tahun 1939, mulai dikerjakan pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir.H.M Verway dan dioperasikan pada tahun 1940.
b)   Bendungan Benteng salah satu perananya yaitu untuk penyediaan air irigasi yang sangat vital bagi masyarakat, terutama pada saat musim tanam kedua dan seterusnya.
c)    Bendungan Benteng memiliki 5 sumber mata air yaitu Sungai Mamasa, Sungai Saddang , Sungai Baruppu, Sungai Matallo, dan Sungai Masuku kemudian disalurkan ke 3 saluran induk yaitu saluran Sawitto, Saluran Rappang serta saluran Pekkabata.
d)   Bendungan Benteng merupakan Bendung Gerak dimana limpahan airnya bisa diatur dan merupakan satu-satunya Bendung Gerak yang ada di Sulawesi Selatan.
4.2. Saran
            Sebaiknya prasarana dilengkapi pada saat praktikum terutama pada saat wawancara hendaknya diberi mike atau pengeras suara agar informasi yang disampaikan dapat didengar oleh para praktikan.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Hidrologi Fluida  Bendungan http://www.scribd.com/doc/33059949/s-Hidrologi-Fluida-Bendungan.
Dedi Tjahjadi Abdullah, 1999, Bendung karet di Indonesia, makalah pada seminar bendung karet, Serang, 1999.

Heny H. Thomas, The Engineering of Large Dams (1972)
International Commission On Large Dams, www.icold-cigb.org
Syafaruddin SE. ST. 2013. Kepala Seksi Pelaksanaan Bendungan Benteng Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Indonesia.html








LAMPIRAN






Tentang saya